Kamis, 11 September 2014

Kemukzijatan Al-Quran

Kemukjizatan al-Qur’an
Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberi kepada Nabi kita, Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam banyak sekali mukjizat. Diantaranya, terbelahnya rembulan menjadi dua bagian, kerikil yang ada di tangannya mengucap kalimat tasbih, memancarnya air dari sela-sela jemarinya, serta beliau mampu mengubah makanan sedikit menjadi banyak hingga mencukupi kebutuhan orang banyak.
Dan, mukjizat paling agung yang telah diberikan Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada beliau adalah al-Qur’an. Al-Qur’an al-Adhim adalah mukjizat agung yang memberi khitab (perintah) kepada hati dan akal fikiran, dan dia adalah mukjizat yang kekal abadi sampai hari kiamat nanti. Dan, sungguh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah menantang kaumnya yang fasih (lancar dan benar tutur katanya) dan baligh (mendalam makna ucapannya) untuk membuat padanan atau tandingan yang menyerupai al-Qur’an ini, atau minimal satu surat yang menyerupainya, namun mereka tidak sanggup melakukannya. Hal ini dilakukan oleh beliau seiring dengan gencarnya permusuhan mereka yang mendorong mereka untuk menentang/melawan al-Qur’an demi untuk memusnahkan agama (Islam) ini. Akan tetapi, mereka sekali-kali tidak pernah menemukan cara untuk mencapai tujuan tersebut.
Jika orang-orang Arab saja tidak sanggup membuat kitab tandingan yang menyamai al-Qur’an ini, maka tentunya selain mereka (non Arab) lebih tidak mampu lagi. Hal itu, mengingat orang-orang Arab yang merupakan obyek pertama diturunkannya al-Qur’an tersebut, adalah para pakar yang memiliki kemampuan berbahasa secara fasih dan baligh. Dan, sejarah telah mencatat bahwasanya al-Qur’an merupakan bukti kemukjizatan, maka tidak ada satu pun orang yang mengaku dirinya sanggup membuat kitab yang menyerupai al-Qur’an ini.
“Dan sesungguhnya al-Qur’an itu adalah kitab yang mulia. Yang tidak datang kepadanya (al-Qur’an) kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari (Rabb) Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji.” (QS. Fushshilaat: 41-42)
Al-Qur’an Sebagai Pola Baru Mukjizat
Al-Qur’an adalah sebuah mukjizat yang berbeda dengan mukjizat-mukjizat para rasul seluruhnya. Karena, dia adalah mukjizat yang kekal abadi untuk selamanya, tidak akan musnah bersamaan dengan wafatnya seorang rasul yang menerimanya, sebagaimana al-Qur’an merupakan/berisi kisah tentang keadaan (kondisi) para rasul terdahulu. Dia adalah mukjizat yang memberi khitab (perintah) kepada akal fikiran dan hati, sebagaimana dia juga memberi khitab kepada fitrah manusia sepanjang masa dan tempat. Sungguh mukjizat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam adalah mukjizat yang terbaca, yaitu al-Qur’an. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Tiadalah diantara para nabi seseorang yang diangkat nabi melainkan dia sungguh dikaruniai bukti-bukti (mukjizat) serupa yang telah dipercayai oleh manusia, sedangkan yang dikaruniakan kepadaku adalah wahyu yang diwahyukan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala kepadaku, dan aku berharap agar aku menjadi seorang diantara mereka yang paling banyak pengikutnya nanti pada hari kiamat.” [1]) 9 [1] . Muttafaq’alaih, Lihat kitab Misykaat al-Mashaabiih, 3/124
 Segi-segi Kemukjizat Al-Qur'an
1.      Gaya Bahasa
Gaya bahasa Al-Qur’an membuat orang Arab pada saat itu merasa kagum dan terpesona, bukan saja orang-orang mukmin, tetapi juga bagi orang-orang kafir. Kehalusan ungkapan bahasanya membuat banyak diantara mereka masuk Islam. Bahkan, Umar bin Khattab pun yang mulanya dikenal sebagai orang yang paling memusuhi nabi Muhammad SAW, dan bahkan berusaha membunuhnya, memutuskan masuk Islam dan beriman pada kerasulan Muhammad hanya karena membaca petikan ayat-ayat Al-Qur-an. Susunan Al-Qur-an tidak dapat disamakan oleh karya sebaik apa pun.[4]
2.      Susunan Kalimat
Kendatipun Al-Qur-an, hadis qudsi, dan hadis nabawi sama-sama keluar dari mulut nabiu, terapi uslub (style) atau susunan bahasanya sangat jauh berbeda. Uslub bahasa Al-Qur-an jauh lebih tinggi kualitasnya bila dibandingkan dengan lainya. Al-Qur-an muncul dengan uslub yang begitu indah. Didalam uslub tersebut terkandung nilai-nilai istimewa yang tidak akan pernah ada ucapan manusia.
3.      Hukum Illahi yang Sempurna
Al-Qur-an menjelaskan pokok-pokok aqidah, norma-norma keutamaan, sopan-santun, undang-undang ekonomi, politik, sosial, dan kemasyarakatan, serta hukum-hukum ibadah. Al-Qur-an menggunakan dua cara tatkala menetapkan sebuah ketentuan hukum, yakni:
a.       Secara global
Persoalan ibadah umumnya diterangkan secara global, sedangkan perincianya diserahkan kepada ulama melalui ijtihad.
b.      Secara terperinci
Hukum yang dijelaskan secara terperinci adalah yang berkaitan dengan utang piutang, makanan yang halal dan yang haram, memelihara kehormatan wanita, dan masalah perkawinan.
4.      Ketelitian Redaksinya
Ketelitian redaksi Al-Qur-an bergantung pada hal berikut:
a.       Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan antonimnya.
b.      Keseimbangan jumlah bilangan kata dengan sinonimnya/makna yang dikandungnya.
c.       Keseimbangan jumlah bilangan kata dengan jumlah kata yang menunjukan akibatnya.
d.      Keseimbangan jumlah bilangan kata dengan kata penyebabnya.
e.       Disamping keseimbangan-keseimbangan tersebut, ditemukan juga keseimbang khusus
1.      Kata yawm (hari) dalam bentuk tunggal sejumlah 365 kali, sebanyak hari-hari dalam setahun, sedangkan kata hari yang menunjukan bentuk plural (ayyam) atau dua (yawmayni), berjumlah tiga puluh, sama dengan jumnlah hari dalam sebulan. Disisi lain, kata yang berarti bulan (syahr) hanya terdapat dua belas kali sama dengan jumlah bulan dalam setahun.
2.      Al-Qur-an menjelaskan bahwa langit itu ada tujuh macam. Penjelasan ini diulangi sebanyak tujuh kali pula, yakni dalam surat Al-Baqarah [2] ayat 29, surat Al-Isra [17] ayat 44, surat Al-Mukmin [23] ayat 86, surat Al-Fushilat [41] ayat 12, surat Ath-Thalaq [65] ayat 12, surat Al-Mulk [67] ayat 3, dan surat Nuh [71] ayat 15. Selain itu, penjelasan tentang terciptanya langit dan bumi dalam enam hari dinyatakan pula dalam tujuh ayat.
3.      Kata-kata yang menunjukan kepada utusan Tuhan, baik rasul atau nabi atau basyir (pembawa berita gembira) atau nadzir (pemberi peringatan), kesemuanya berjumlah 518 kali. Jumlah ini seimbang dengan jumlah penyebutan nama-nama nabi, rasul dan pembawa berita tersebut, yakni 518.[5]
5.      Berita tentang Hal-hal yang Gaib
Sebagaimana ulama mengatakan bahwa sebagian mukjizat Al-Qur'an itu adalah berita gaib. Salah satu contohnya adalah Fir’aun, yang mengejar-ngejar Nabi Musa. Hal ini, diceritakan dalam surat Yunus (10) ayat 92:
Maka pada hari Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami.”

Pada ayat itu ditegaskan bahwa badan Firaun akan diselamatkan Tuhan untuk menjadi pelajaran bagi generasi berikutnya. Tidak seorang pun mengetahui hal tersebut karena telah terjadi sekitar 1.200 tahun SM. Pada awal abad ke-19, tepatnya pada tahun 1896 di lembah raja-raja Luxor Mesir, seorang ahli purbakala Loret menemukan satu mumi, yang dari data-data sejarah terbukti bahwa ia Firaun yang bernama Muniftah yang pernah mengejar Nabi Musa a.s. selain itu pada tanggal 8 Juli 1908, Elliot Smith mendapat izin dari pemerintah Mesir untuk membuka pembalut-pembalut Firaun tersebut. Apa yang ditemukannya satu jasad utuh, seperti yang diberitakan Al-Qur'an melalui Nabi yang ummy (tidak pandai membaca dan menulis)
6.      Isyarat-isyarat Ilmiah
Banyak sekali isyarat ilmiah yang ditemukan dala Al-Qur-an misalnya:
a.       Cahaya matahari bersumber dari dirinya dan cahaya bulan merupakan pantulan. Terdapat dalam Q.S. Yunus [10]: 5.
b.      Kurangnya oksigen pada ketinggian dapat menyesakan napas, hal ini terdapat pada surat Al-An’am [6]: 25
c.       Perbedaan sidik jari manusia. Terdapat dalam surat Al-Qiyamah [75]: 4
d.      Aroma/bau manusia berbeda-beda. Terdapat dalam surat Yusuf [12]: 94
e.       Masa penyusuan yang tepat dan kehamilan minimal. Terdapat dalam surat Al-Baqarah [2]: 233
f.        Adanya nurani (super ego) dan bawah sadar manusia. Terdapat dalam surat Al-Qiyamah [75]: 14
g.      Yang merasakan nyeri adalah kulit. Terdapat dalam surat Al-Qiyamah [75]: 4
=> Beberapa Contoh Dari Kemukjizatan Ilmiah Di Dalam Al-Qur’an
Sebenarnya tulisan dalam konteks semacam ini telah banyak ditulis. Namun, di sini, saya akan menyebutkan beberapa contoh saja. Diantaranya:
  • Tahapan penciptaan janin. Al-Qur’an menguraikan tahapan-tahapan ini secara terinci dan akurat, dan tidak ada diantara para ulama yang pernah mengetahui rincian-rincian ini selain baru-baru ini saja.
    Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
    ” Hai manusia, kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur); maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari seumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepadamu.” (QS. Al-Hajj:5)

    ” Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.” (QS. Al-Mu’minuun: 12-14)
    Cobalah kamu merujuk kepada sumber-sumber medis yang membahas tentang penciptaan janin, apakah kamu menemukan di dalam apa yang telah dikatakan Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada kita tersebut, sesuatu yang bertentangan dengan hakikat-hakikat yang telah disebutkan oleh Dzat Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui ini?
  • Kotoran yang terdapat di dalam darah haidh. “Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah:”Haidh itu adalah suatu kotoran”. Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. ” (QS. Al-Baqarah:222).
    Bagi para ilmuwan zaman sekarang telah nyata/terbukti, bahwa darah haidh merupakan darah rusak, yang mengandung banyak virus dan berbagai macam bakteri (kuman). Jika seseorang lelaki menggauli istrinya di tengah-tengah masa haidh, maka dikhawatirkan dia akan terkena peradangan dan penyakit-penyakit yang akan menyiksanya.
    Di samping itu, alat kelamin (organ seksual) pada wanita tersebut akan terinjeksi sewaktu haidh, khususnya rahim yang akan terinjeksi sampai mengalami hemophilia (kehabisan darah). Jika seorang lelaki menggauli istrinya, maka itu akan berakibat terkoyaknya dinding-dinding rahim wanita, hingga tersebarlah penyakit menular melalui berbagai virus yang ada pada dinding-dinding tersebut ke bagian-bagian tubuh lainnya, yang mana itu sangat berpengaruh pada kesehatan wanita tersebut. Kemudian, di sana juga terdapat kotoran dari jenis ketiga, yaitu gangguan psikis yang akan menimpa kedua pasangan suami-istri tersebut. Maka, kebanyakan lelaki dan perempuan akan dirundung rasa ketakutan dan kepanikan jiwa (nervous), yang akan berakibat pada penyakit lemah syahwat yang terkadang sangat parah.
  • Tempat urat-urat saraf yang akan merasa (sakit) bila terbakar dan tertimpa musibah. Urat-urat saraf ini hanya berada di dalam kulit saja. Karenanya, kalau seandainya usus-usus manusia diputus setelah dibelah perutnya, maka dia tidak akan merasa usus-ususnya terputus. Dan, al-Qur’an telah mensinyalir hakikat ini di dalam firman Allah yang berbunyi, “Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. An-Nisaa:56)
    Dan, tidak bertentangan dengan semua ini dengan adanya manusia yang merasakan dingin dan panas di dalam usus-ususnya. Karena, yang ada di dalam kulit adalah urat-urat saraf yang merasakan sakit karena tertimpa musibah dan kebakaran. Sementara, di sana masih terdapat banyak sekali urat-urat saraf lainnya yang tersebar di dalam anggota tubuh manusia.
  • Alam yang membentang luas, “Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya.” (QS. Adz-Dzaariyaat:47)
    Kalangan mereka yang tidak pernah membaca al-Qur’an, namun mengkaji tentang ciptaan/makhluk Allah Subhanahu wa Ta’ala, akan saling bertanya-tanya, “Apakah bentuk ruang angkasa yang meliputi kita ini?” Dan, sebagai jawaban dari pertanyaan ini, mesti dikatakan bahwasanya ruang angkasa tidak mempunyai bentuk tertentu, mengingat dia akan terus-menerus mengalami perluasan.
    Berkaitan dengan pembahasan ini, DR. Eddington berkata, “Bisa saja kita memberi perumpamaan pada bintang-bintang dan galaksi, dan seolah-olah mereka berdiri di atas permukaan balon karet yang ditiup secara terus menerus. Dan begitulah, bahwasanya benda-benda langit ini akan menjauh dari sebagian benda langit lainnya lebih banyak dan lebih banyak lagi, akibat adanya proses penggelembungan. Seperti suatu unsur yang terlepas dari gerakan-gerakan yang biasanya, dan dari ekses-ekses yang ditimbulkan oleh adanya daya gravitasi diantaranya.”
    Dan, setelah perkataan Prof. Eddington ini, seseorang bernama Julian berkata, “Alam ini memiliki kecenderungan alamiah untuk bertambah luas/lebar, yang kira-kira bisa menandingi daya gravitasi yang terdapat dalam suatu materi (benda)…. Sesungguhnya separoh wilayah ruang angkasa pada saat ini, tidak kurang dari sepuluh kali lipat dari separoh wilayahnya yang asli, menurut hitungan-hitungan Professor (Eddington). Dan, jumlah luas yang sebenarnya akan bertambah secara terus-menerus, …. Sedangkan jumlah pertambahannya ini akan membesar pada waktu-waktu mendatang.” [3]
  • Matahari yang berjalan di ruang angkasa. Sebelumnya terdapat dugaan kuat bahwasanya matahari berputar mengitari bumi, lalu belakangan terbukti oleh para ilmuan bahwasanya bumilah yang berputar mengitari matahari. Namun, para ilmuwan tersebut telah membuat kesalahan ketika mereka mengklaim bahwasanya matahari tersebut diam (tidak bergerak). Terakhir kali, nyatalah bagi mereka bahwasanya matahari berjalan dengan kecepatan yang luar biasa. Dan, ungkapan yang paling sesuai berkenaan dengan gerakannya ini, adalah “berlari”. Maha Benar Allah Subhanahu wa Ta’ala, ketika mengatakan, “Dan matahari berjalan di tempat peredarannya.Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.” (QS. Yaasiin:38)
  • Di dalam madu terdapat kesembuhan bagi manusia. Belum sampai tiga puluh tahun lamanya, di Amerika beredar isu bahwasanya madu bisa menularkan kuman (bibit penyakit). Dan, bahkan belum terlihat manfaat-manfaat madu secara medis oleh para ilmuan, kecuali baru-baru ini saja. Dan , kini, madu terdapat di dalam lebih dari lima puluh obat, dan telah terbukti bagi para dokter bahwasanya madu bisa membunuh kuman. Maka, tidak ada satu pun kuman yang bisa hidup di dalamnya. Juga, telah terbukti bagi mereka bahwasanya madu merupakan obat yang bagus bagi umumnya jenis penyakit, seperti kekurangan darah (anemia), penyakit paru-paru, penyakit alat/saluran pernafasan, penyakit mata, penyakit kulit, dan masih banyak lagi yang lainnya. [4] Maha Benar Allah Subhanahu wa Ta’ala, ketika mengatakan,”Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia.” (QS. An-Nahl: 69)


    Sumber :  
    1. http://laqoenta.wordpress.com/kemukjizatan-al-quran/
    2.  http://adeeeeeeee.blogspot.com/p/makalah-kemukjizatan-al-quran.html